Pesantren – Pendiri Trubus Iman Ikrarkan Wakaf Aset Senilai 54 Miliar dalam Acara Gerakan Indonesia Sadar Wakaf (GISWAF)
25 Juni 2019, Islamic Center Samarinda menjadi saksi atas pelaksanaan Gerakan Indonesia Sadar Wakaf (GISWAF) Perdana di Kaltim, Ahad (23/6). Tema-tema yang disampaikan oleh para pembicara mengerucut pada satu tekad untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas wakaf, karena ia menjadi salah satu tonggak dari kebangkitan ekonomi ummat dan bangsa.
Selain diisi dengan edukasi publik tentang wakaf, kegiatan ini juga diperkuat dengan ikrar wakaf dari beberapa wakif yang disaksikan oleh sekitar 8 ribu hadirin. Salah satunya dari Pendiri Pondok Pesantren Trubus Iman, H, Tony Budi Hartono yang mewakafkan asetnya senilai 54 miliar. Aplikasi wakaf lainnya juga semakin nyata dengan adanya pelaksanaan wakaf profesi yang dilaksanakan oleh para dokter yang melakukan praktek pengobatan gratis, serta oleh MC.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk aktivitas ICAST (International Centre of Awqaf Studies) yang dilaksanakan oleh Universitas Darussalam Gontor (UNIDA Gontor), Bank Indonesia dan Badan Wakaf Indonesia, dan bertindak selaku tuan rumah adalah Pemprov Kaltim dan MUI Kaltim.
Drs KH Hamri Has, Ketua MUI Prov Kaltim menyampaikan bahwa adalah sebuah kehormatan bagi Kaltim menjadi tempat perdana yang melaksanakan kegiatan GISWAF ini. Prof Dr KH Amal Fathullah Zarkasyi, MA, Rektor UNIDA Gontor dalam sambutannya menyampaikan bahwa salah satu kunci eksisnya Universitas Al-Azhar hingga sekarang ialah karena ia diwakafkan. “Dan Gontor ingin menjadi seperti Al-Azhar.” Lebih lanjut, Prof Amal menyampaikan bahwa wakaf di Gontor berhasil karena adanya sinergi antara edukasi dan ekonomi. Bpk Imam Teguh Saptono, mewakili Prof Dr Ir Mohamad Nuh, Ketua BWI Pusat, dalam sambutan berikutnya menyampaikan bahwa yang dibangun adalah wakaf adalah sebuah peradaban. “Keagungan Islam saat itu tidak dapat dilepaskan dari peranan wakaf.” “Dan untuk berhasil, kunci kesuksesan wakaf adalah dengan memberikan harta terbaik,” lanjutnya.
Beliau lalu memberikan contoh bahwa pesawat RI 001 berasal dari wakaf ibu-ibu di Aceh dan pesawat RI 003 adalah wakaf dari ibu-ibu di Bukit Tinggi. Muhammad Nur, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bupati Kalimantan Timur atas dukungannya pada pelaksanaan kegiatan ini.
Bpk Dr. Ir H. Isran Noor, M.Si., Gubernur Kalimantan Timur menegaskan bahwa Ummat Islam di Indonesia adalah ummat terbesar, “Oleh karena itu Indonesia mestinya menjadi leading power dalam kekuatan keummatan.” Beliau juga mengapresiasi kegiatan ini dan menganggap kegiatan ini sebagai salah satu bentuk wakaf ilmu.
Kegiatan dilanjutkan dengan edukasi publik tentang wakaf oleh para pamateri. Dr Hamid Fahmy Zarkasyi, Wakil Rektor I UNIDA Gontor menjelaskan bahwa dalam Islam terdapat infaq yang bersifat sunnah dan wajib. Infaq yang wajib adalah zakat, kafarat, nafkah. Adapun yang sunnah, adalah hadiah, sedekah, hibah, serta wakaf. “Infaq yang wajib, jumlahnya kecil dibandingkan dengan yang sunnah,” ungkap beliau. Oleh karena itu, beliau menegaskan, untuk membangkitkan ekonomi ummat dan bangsa, infaq yang sunnah harus ditingkatkan lagi kuantitas dan kualitasnya.
Ustadz Imam, dalam penjelasannya tentang Fiqh Wakaf, menggarisbawahi sebuah ayat dalam surat Al-Munafiqun ayat 10 yang menceritakan tentang orang yang telah meninggal dan berharap dapat kembali ke dunia sesaat dan berharap dapat bersedekah. “Mengapa orang tersebut tidak mengatakan ingin shalat atau haji?” tanya beliau. Beliau lalu menjelaskan bahwa ayat di atas menunjukkan betapa besarnya fadilah menyedekahkan harta. “Karena mereka tahu, sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api.”
Dr Dadang Muljawan, Kepala DEKS Bank Indonesia menyampaikan bahwa BI dalam hal ini berperan sebagai akselerator ekosistem wakaf di Indonesia. Bank Indonesia melihat posisi strategis wakaf dalam perekonomian Indonesia sehingga terpanggil untuk turut memberikan dukungannya. “BI adalah satu-satunya bank sentral di dunia yang memiliki concern untuk menginisiasi pengembangan wakaf,” lanjut beliau.
Al-Ustadz Dr Atabik Lutfi, Kepala Divisi Husoli BWI Pusat selain menjelaskan aspek regulasi wakaf, juga memberikan motivasi dengan memberikan ilustrasi tentang wakaf dengan permisalan ayam dan telur. “Ibarat ayam dan telur. Ayam itu dana wakaf dari wakif yg dikelola oleh Nazhir dalam bentuk telur-telur yang dimanfaatkan sebanyak-banyaknya untuk kepentingan mauquf alayh,” ungkapnya.
Acara kemudian dilanjutkan dengan Tabligh Akbar yang disampaikan oleh Al-Ustadz Drs H Ibrahim kardi, S.H., M.Hum. Beliau memberikan penekanan pada ayat Al-Quran, surat At-Tagabhun ayat 15 yang artinya, “Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu). Oleh karena itu jangan sampai harta kita membuat kita terlena,” papar beliau.
Sehari sebelumnya, Sabtu (22/6), dalam Forum Koordinasi Manajemen Aset Wakaf, Wakil Gubernur Kaltim, Bpk Hadi Mulyadi, S.Si, M.Si, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat berkelanjutan dan berharap agar ICAST dapat menjadi mitra Pemprov Kaltim dalam pengembangan wakaf di Kaltim. “Harapannya, Pemprov Kaltim dapat menjadi project percontohan wakaf produktif di Indonesia,” sambung beliau.
Kegiatan Giswaf ini nantinya akan dilanjutkan di berbagai provinsi lainnya di Indonesia. “Diharapkan dengan kegiatan ini, masyarakat dapat lebih memahami apa itu sebenarnya wakaf. Tingkatan yang lebih lanjut dari ini adalah kita akan memberikan pelatihan bagi para Nadzir, sehingga wakaf yang telah terkumpul dapat dikembangkan dengan maksimal,” ungkap Syahruddin, M.Sc. Fin, direktur ICAST.
Sumber berita: http://unida.gontor.ac.id/gerakan-indonesia-sadar-wakaf-perdana-di-kaltim-tonggak-kebangkitan-ekonomi-ummat-dan-bangsa/?fbclid=IwAR35fMcxd86PVCdCm_XyWhZ_VSNq4wfiVY1cYuDqiBMH4U_yLT08eadzm6g