Semarak Tahun Baru di Pesantren Trubus Iman
Trubus Iman, 1 Januari 2018. Mendekati awal tahun baru di Pesantren Trubus Iman sangat terlihat istimewa. Gegap gempita dan lalu lalang kendaraan roda 4 di sepanjang jalan utama pesantren ini tampak terlihat sejak pagi di hari terakhir tahun 2017, 31 Januari. Bahkan mendekati sore hari, tumpukkan kenderaan semakin terlihat dan hampir mencapai gedung al-Fatihah, dan memenuhi sekitar tugu al-Qur’an. Tampak siswa akhir berpakaian rapi dan berjasa lengkap mengatur dan menyapa seluruh kendaraan yang masuk ke dalam Pondok. Apa gerangan yang menarik keramaian di pesantren Trubus Iman ini kali ini?
Ya, akhir tahun 2017 adalah masa akhir liburan seluruh santri dan santriwati Trubus Iman. Kurang lebih 2 minggu mereka kembali hidup di tengah-tengah kehangatan keluarganya. Kini, harus kembali ke penjara suci dan berjuang untuk masa depan yang lebih baik insyaAllah.
Pagi harinya, 1 Januari 2018, seluruh santri dan santriwati berkumpul di lapangan utama pesantren. Tampak Pimpinan, Al-Ustadz Reza Jehan Lesmana, Al-Ustadz Daniar, Ustadzah Anisa Indah Lestari dan seluruh guru bersemangat menghadiri pertemuan ini. Namun, jangan salah! Ini bukan tentang penyambutan tahun baru Masehi.
Upacara ini tentang tajdid an-niyyah (memperbaharui niat). Dalam pidatonya pimpinan mengingatkan:
?? ??? ???? ???? ?? ???? ??? ????? ??? ??? ???? ??? ???? ??? ?????? ??? ??? ???? ??? ?? ???? ??? ?????
Barang siapa hari ini lebih baik dari hari kemarin, maka dia termasuk orang yang beruntung, dan barang siapa hari ini sama dengan hari kemarin, maka ia termasuk orang yang merugi, dan barang siapa hari ini lebih jelek dari hari kemarin, maka ia termasuk orang yang terlaknat.
Selain itu, pimpinan juga menyampaikan, bahwa melakukan hal kebaikan pun harus selalu terus ditingkatkan. Jangan pernah puas dengan hasil kebaikan yang telah dilakukan selama ini. “Even the best can be improved“, sesuatu yang sudah baik perlu ditingkatkan kembali. Sebab kebaikan yang dilakukan terus menerus tanpa perbaikan, akan bersifat statis dan biasa saja. Namun bila terus dilakukan dan diperbaiki, akan menjadi lebih dinamis. Melakukan kebaikan yang terus menerus dan selamanya. Itulah prinsip hidup sebenarnya.
Diakhir pertemuan juga disampaikan kepada seluruh santri dan santriwati. Bahwa zaman now, usia remaja telah banyak kehilangan eksistensi dan jati dirinya. Tidak sedikit yang terjerumus kedalam model kehidupan yang cenderung merusak mental dan akhlak. Mengutip nasehat Imam Syafi’i Rahimahullah:
???? ????? ?????? ??????? ??? ?? ????? ???????? ?????
Kehidupan seorang pemuda harus dipenuhi dengan waktu-waktu menuntut ilmu dan ibadah untuk meningkatkan ketakwaan, kalau keduanya jauh dari kehidupan, maka hilanglah eksistensi pemuda tersebut.
Meningkatkan keilmuan dan ketakwaan ini lah identitas pemuda yang menjadi harapan agama dan bangsa. Mampu memutus generasi perusak dan korup negeri ini pada masa mendatang. Bila santri dan santriwati Trubus Iman menguasai dua hal di atas, masa depan adalah milik kamu semuanya! Kata Pimpinan dalam pidato singkatnya
Maka, awal memasuki tahun ajaran kedua ini, perlu niat yang baru dan prima. Meskipun bersamaan dengan awal tahun baru, namun tidak ada yang terlihat istimewa. Trubus Iman benar-benar sepi dari suara-suara musik yang memekakkan telinga, hanya lantunan ayat suci al-Qur’an dan adzan saja. Jauh dari acara seremonial dan makan-makan, nyaris tidak terdengar letupan kembang api dan teriakkan. Tidak ada aktifitas yang berlebihan. Semua berjalan biasa saja. Santri disibukkan dengan deretan kegiatan; dari mulai menyapu, membaca al-Qur’an, setoran hafalan, tahsin qiroat, membersihkan kamar dan kelas, mengepel asrama, mencuci baju, berolahraga, merapikan lemari, bahkan hanya sekedar berkeliling pondok untuk melihat suasana pasca liburan. Ya, tahun baru tidak ada yang istimewa, biasa saja! hanya belajar dan beribadah!