Trubus Iman Menjadi Tempat Perburuan Para Pecinta Durian Montong
Trubus Iman, 29/12/2018. Akhir tahun dan masa liburan di Pondok Pesantren Trubus Iman menjadikan pondok pesantren ini sepi seperti hari-hari liburan pada umumnya. Namun berbeda dengan liburan akhir tahun ini. Musim durian yang mulai mendekati puncaknya menarik masyarakat pecinta durian untuk langsung datang melihat dan membeli buah khas Asia langsung dari perkebunan dan gudangnya, di Agrowisata Trubus Sari. Tempat wisata tahunan ini menyediakan berbagai jenis varian durian Indonesia, dengan berbagai bentuk berbeda dan ukuran beranekaragam, serta penuh dengan rasa yang sesuai dengan jenisnya. Mulai manis hingga sedikit pahit, seperti khas rasa durian montong yang memiliki biji kecil, kulit tebal dengan warna kuning yang menggoda siapa saja para penggemar durian.
Tak ayal, mulai dari pagi hingga sore hari pesantren yang ditinggalkan oleh para santri dan santrinya pada masa liburan ini menjadi tempat destinasi para pecinta durian dari berbagai penjuru Kabupaten Paser, mulai dari Batukajang, Longkali, Tanjung Aru dan berbagai tempat lainnya. Bahkan kadang berbagai instansi seperti puskesmas, guru-guru, pegawai kantoran serta komunitas funbike dan organisasi lainnya datang untuk membeli berbagai jenis durian di salah satu unit usaha pesantren ini.
Durian dengan harga jual 20 ribu kilogram ini, selain dijual di Pondok Pesantren juga tersedia di Toko Cat Jotun Jl. HOS Cokroaminoto No. 55 Tanah Grogot. Bahkan sebahagian besar yang datang ke gudang durian di pesantren adalah orang-orang yang tidak mendapatkan buah durian di Toko Cat Jotun, sehingga harus memaksa untuk datang ke gudangnya secara langsung. Mujur bagi yang datang dan mendapatkan buah matang secara langsung, sebab biasanya stok durian yang di simpan harus menunggu 1 hingga 2 hari untuk dapat enak dikonsumsi.
Berbagai tingkah laku pembeli menjadi hiburan Pak Ihsan dan Mas Wahidin yang menjaga gudang durian Trubus Sari. Mulai dari ibu-ibu dengan jurus menawarnya, hingga pembeli yang makan langsung di tempatnya. Bahkan ada pula yang memilih dan menawar namun tidak jadi membeli, kemudian berdiam diri di bawah pohon sambil menunggu durian jatuh kemudian memasukkan ke dalam mobil dan kemudian pergi. Lainnya ada yang memakan durian bersama keluarganya di saung-saung pesantren namun setelah durian habis merambah ke rambutan di sekitar pesantren. Contoh-contoh yang tidak baik di atas semoga menjadi pelajaran untuk masyarakat seluruhnya. Agar memberikan makanan-makanan halal untuk keluarganya tercinta. Sebab keluarga yang baik pasti bersumber dari makanan yang halal.