Ahlan Wasahlan: Hiruk Pikuk Santri Baru Trubus Iman
Trubus Iman, 09 Juli 2017. Pagi ini tampak beberapa kesibukan di sudut-sudut pesantren Trubus Iman. Bahkan sehari sebelumnya siswa akhir Trubus Iman, yang berpenampilan seperti perwira-perwira muda dengan rambut cepaknya tampak sibuk dengan berbagai kegiatan penerimaan dan kedatangan santri dan santriwati Trubus Iman.
Santri baru ini, mereka diantar orang tua dan keluarga. Bahkan untuk mengantarkan satu orang saja ada yang membawa seluruh keluarganya. Sehingga tampak area parkir putra dan putri meluber hingga area pemancingan Trubus Iman.
Prosedur pendaftaran mulai daftar ulang, potong rambut standar disiplin pondok, mengambil berbagai perlengkapan santri di koperasi pelajar hingga menata lemari yang biasanya untuk pertama kali masih dibantu sang ibu, atau kakak yang mengantarnya menjadi pemandangan di tempat-tempat yang telah diatur kepanitiaan.
Meskipun setengah hari, saya menikmati pemandangan lalu lalang santri dan orang tuanya kemarin, sungguh bahagia dan haru. Mereka orang-orang hebat loh!. Bayangkan, kecintaanya kepada anak memaksa setiap orang tua harus tega melepaskan anaknya yang masih berusia 12 tahunan. Tidak kalah hebatnya, adalah anak-anak itu sendiri. Mereka generasi unggul, karena kuat mental dilepas orang tuanya di usia yang masih sangat belia. MasyaAllah.
Mulai tadi malam, Ahad malam Senin, 09 Juli 2017, adalah malam pertama mereka belajar hidup dan tidur di pondok jauh dari keluarga. Malam pertama mereka meninggalkan rumah berhijrah ke pondok. Malam pertama tidak lagi merasakan suasana kehangatan bersama keluarga. Kemewahan dan kenikmatan hidup yang biasa mereka dapatkan; bermain smartphone, menonton televisi, makan dengan hidangan yang disajikan, tidur di kasur yang empuk semuanya ditinggalkan. Hebat!
Pagi ini juga akan menjadi hari pertama mereka antri sarapan pagi bersama-sama, mandi di kamar mandi umum secara bergantian, harus mempersiapkan dan ganti baju sendiri, berkemas-kemas, dan menyiapkan sepatu sendiri. Tidak ada kata panggilan “Ayah” atau “Mama” yang siap siaga seperti hari-hari biasanya. Mulai hari ini, anak-anak muda belia itu akan mengatur sendiri hidupnya. Kehidupan… baru akan dimulai anakku!
Bapak, ibu dan semuanya. Doakan mereka, iringi mereka dalam doa-doa kita setiap waktu. Semoga Allah SWT selalu memberikan mereka kekuatan, ketabahan dan kesabaran dalam hijrah menuntut ilmu. Mereka adalah wajah masa depan umat dan bangsa ini yang saat ini sedang dididik, dibina, ditempa untuk belajar hidup dan kehidupan, belajar memimpin dan dipimpin, belajar menyelesaikan segala permasalahnya secara mandiri.
Ya Rabb, lindungi anak-anak kami ini, jangan putus Engkau limpahkan hidayah dan taufik-Mu kepada mereka, kuatkan hati mereka dan keduaorang tuanya, beri mereka ketabahan dan kesabaran, dan jadikanlah mereka pemimpin orang-orang yang bertakwa dengan pertolonganMu; pemimpin umat dan bangsa masa depan yang akan membawa bangsa ini menjadi bangsa yang beriman dan taat kepada perintahMu. Amin. Alfaatihah.