
Dunia Ghaib dan Mikroba Jawa
Saya tidak pernah menyangka bahwa sebuah pesantren bisa lebih futuristik dari banyak kampus pertanian. Tapi pagi itu saya melihatnya: Trubus Sentra Agrobisnis, Pondok Pesantren Trubus Iman, di pedalaman Paser, Kalimantan Timur. Ngaji dan kajinya berjalan seiringan. Mereka sedang meracik mikroba. Dan mencoba untuk beternak ayam bukan sembarang ayam, tapi ayam petelur premium sehat yang tidak makan sembarang pakan.
Ini bukan pesantren biasa. Mereka sedang bersiap menuju satu hal yang sangat duniawi tapi dengan cara yang sangat langka: ketahanan pangan berbasis wakaf produktif. Tanah wakaf diolah. Mikroba disiapkan. Pupuk organik dikembangkan. Dan semua dilakukan dengan semangat menyelamatkan masa depan pangan negeri.
Saya menyelinap ke salah satu ruang laboratoriumnya. Aroma fermentasi tajam. Di situ ada botol-botol cairan keruh. “Ini mikroba dari Jawa,” kata pakarnya sambil tersenyum bangga. Pakar-pakarnya memang didatangkan khusus.
Saya tidak tahu apakah ada pesantren lain yang sibuk mencari strain mikroba terbaik dari tanah Jawa untuk memperkuat pertanian Kalimantan. Tapi saya yakin: ini langka.
Apalagi mereka sadar, bahwa kunci keberhasilan semua ini bukan di pupuknya, bukan di ayamnya, tapi di manusia-nya. Di SDM-nya. Saya seperti mendengar ulang kembali jargon lama: revolusi mental. Tapi kali ini diucapkan dari balik sarung dan serban.
Yang paling mengejutkan adalah filosofi di balik semua ini. “Dunia pendidikan pesantren sering dikaitkan dengan hal ghaib,” kata salah satu kiai muda di situ. “Tapi dunia pangan juga sama: mikroba, enzim, nutrisi—semuanya tidak kasat mata, tapi sangat menentukan kehidupan dan kesehatan manusia.”
Saya diam. Dalam. Dalam sekali.
Baru saya paham. Pangan dan iman sama-sama berdiri di atas yang tak terlihat.
Maka program wakaf produktif ini bukan sekadar proyek agribisnis. Ini tafsir baru atas keghaiban. Tafsir yang lebih membumi. Tafsir yang memproduksi telur dan panen sehat. Bukan jin dan makhluk halus.
Maha Besar Allah. Bahkan dari pupuk dan ayam, Dia tunjukkan kekuasaan-Nya.