
Tanah Surga yang Lama Tertunda
Namanya H. Tony. Begitu orang memanggilnya. Bukan Pejabat. Bukan juga Ustadz. Hanya Petani. Seorang lelaki dengan niat besar dan diam-diam keras kepala pada hal-hal baik.
Tahun 2011, ia mulai mendirikan Pesantren Trubus Iman. Waktu itu belum ada siapa-siapa. Hanya semak dan tekad. Saat itu belum ada yang tahu, kalau jauh di dalam hatinya sudah tumbuh niat wakaf. Ia rawat seperti biji yang ditanam di ladang: sabar menunggu musim hujan, sabar menyiangi hama. Sampai tiba waktunya.
Delapan tahun kemudian, 2019, barulah ia mengikrarkan secara lisan: tanah seluas 300-n hektar itu ia wakafkan.
Banyak orang bisa sedekah. Banyak juga yang rajin infak. Tapi wakaf? Tidak semua siap. Ia harus abadi. Selamanya. Harus di jaga. Harus dirawat. Harus amanah. Karena wakaf itu bukan perkara memberi lalu selesai. Ini memberi yang tak boleh putus. Memberi yang harus terus di urus. Dan yang paling rumit: harus legal!. Titik.
Kata yang satu ini terdengar sederhana. Namun disinilah biasanya orang menyerah. Kalah. Cek batas. Cek lapangan. Cek administratif. Ulangi lagi. Cek lagi. Revisi lagi. Di urus semuanya.
Proses panjang dan berliku, sampai akhirnya jadi perhatian Pejabat Zakat dan Wakaf Kemenag RI. Beliau sampai harus ikut turun tangan dari Jakarta, Prof. Waryono. Bukan main. “Sudah sampai mana prosesnya?” selalu sapanya. Direktur yang satu ini memang tidak seperti biasa. Beliau tidak hanya menunggu laporan. Tapi ikut mendorong mobil mogok sampai mesin menyala.
Dan hari ini, Rabu, 21 Mei 2025 sejarah itu resmi tercatat. Aset wakaf itu kini sah di mata negara dan agama. Semua ikhtiar yang panjang itu akhirnya berbuah. Dengan satu syarat yang tidak berubah: jangan pernah putus asa. Karena di ujung jalan yang suram, selalu ada tangan Allah yang siap menerangi jalan.
Terima kasih Pak Direktur dan semua jajarannya. InsyaAllah tidak menunggu lama, tanah ini mulai berbunga. Bunga-bunga pangan. Bunga-bunga harapan. Menjadi ladang amal, ladang pangan, ladang keberkahan. Banyak pakar dan ahli datang mulai bertanya: kita mulai darimana?. Dan semuanya dimulai dari satu niat. Wakaf!.
Tanah yang dulu hanya harta, kini jadi karya. Lahan yang dulu hanya ilalang, sekarang jadi ladang. Kalau ini bukan berkah, lalu apa???